Selasa, 04 April 2017

Medical History part 2 (Operasi Kista)

kejadiannya udah lebih dari satu dekade yang lalu tapi masih teringat sebagai pengalaman once in a lifetime.

sekitar tahun 2004, suatu hari sepulang dari les LIA, perut gw tiba tiba sakit banget, mules gak tertahankan, keringet dingin pun keluar, posisi serba salah berdiri salah duduk salah, sangking gak sanggupnya gw sampe pulang pake taksi. kebetulan orangtua lagi pergi haji, jadi cuma bisa ngadu lewat telepon, anjurannya untuk ke IGD dulu, belum bisa bawa mobil jadi minta supirin sama tetangga. sampai di IGD dipegang pegang perutnya sama dokter jaga, di kasih obat penghilang sakit dan surat rujukan untuk konsultasi ke dokter spesialis.

besoknya diantar sama om dan tante ke rspp untuk ketemu spesialis penyakit dalam, setelah pemeriksaan fisik, dokter spesialis menyarankan untuk konsul dengan spesialis kandungan karena dokter spesialis penyakit dalam bilang ada seperti benjolan di perut bagian bawah dan perut bagian bawah itu organ reproduksi wanita. sumpah gw kaya disambar petir, ada apa dengan organ reproduksi gw, ada masalah apa, ya Allah semoga tidak ada apa apa.

pasrah begitulah perasaan gw pada saat itu, sangking pasrahnya dan udah gak tahan lagi sakitnya, ketika perawat mengajukan pertanyaan "mba sudah menikah?" gw jawab
"iya sus"

" hari ini dokter yang praktik kebetulan tidak ada yang perempuan semua laki-laki, karena nanti diperiksanya harus lepas baju / celana, karena kemungkinan akan dilakukan pemeriksaan USG, jika sudah menikah dari vagina, jika belum dari dubur" suster menjelaskan.

what?? horor banget either dari vagina or dari dubur gw gak bisa bayangin itu sakitnya, tapi udah gak tahan lagi ya udah gw jawab dengan pasrah. karena faktanya dokter spesialis kandungan memang rata-rata laki-laki.

" iya sus, gak apa apa dokter laki laki juga, saya sudah gak tahan dan gak sanggup balik lagi ke sini besok-besok. yang penting dokternya yang bagus"

" iya ini saya kasih berkasnya ke dokter zulkarnain ya, beliau dokter senior." balas sang perawat

menunggu sebentar untuk nama kita di panggil ke dalam ruangan dokter, tiba lah giliran gw. Dr. Zulkarnain Hamid SpOG nama lengkapnya, usia mungkin sekitar 50 something, kesan pertama sih agak dingin ya, karena gak banyak ngomong.

pertama di tanya apa haid teratur (seinget gue sih pernah waktu sma gak haid sampe 4 bln), terus di tanya sakitnya gimana, apakah menjelang haid saja dsb. lalu dokter suruh gue terlentang, dia angkat baju guje dan pelorotin celana gue dan celana dalam gue setengah, dia pegang pegang perut bagian bawah gue, terus bilang "kita USG ya biar lbh jelas ini terasa ada benjolan di sekitar rahim"

masih dengan pasrah gw ngangguk dan bilang "iya dok"

gue pikir bakalan USG lewat dubur seperti yang perawat bilang tetapi ternyata USG nya dari atas perut aja kaya ibu-ibu hamil lagi USG buat liat perkembangan bayi, tapi gue buat liat penyakit. selama pemeriksaan dokter cuma bergumam "hmmm wah ini udah besar ya"

setelah pemeriksaan USG, dokter menjelaskan bahwa ada benjolan di sekitar indung telur yang ukurannya sudah besar yaitu 21cmx7cmx7cm kemungkinan ini kista, tapi perlu test lab dari sample darah untuk memastikan jenis kistanya.

gw cuma bisa pasrah dan gak punya gambaran apa itu penyakit kista. lalu setelah tes darah dan positif kalo gw mengidap kista ovarium, karena ukuran kista yang sudah besar dan resiko bisa pecah makanya harus dilakukan tindakan operasi namun efeknya ovarium sebelah kiri gw juga harus ikut di angkat karena kista nya sudah menutupi ovarium tersebut.

malamnya ngabarin ortu, dan mereka minta klo bisa operasinya tunggu mereka pulang dari haji. dokter zulkarnain bilang bisa. sebelum operasi gue dan ortu juga cari second opinion, ke dokter kandungan lain di RS Bunda - Menteng, di USG, terus tes darah, hasilnya sama Kista ovarium yang sudah besar dengan ukuran 21cm. sempet juga dianjurkan pengobatan alternatif, tapi gw gak yakin karena ukurannya sudah besar, kalau masih kecil mungkin akan gue coba. sampai timbul kekhawatiran untuk tidak bisa memiliki anak. tapi dokter bilang, "bu buat anak itu kekuasaaan Allah, dan tidak bisa wanita saja yang harus sehat, laki-lakinya juga harus sehat. lagipula ovarium diciptakan Allah dua, kanan dan kiri, jadi meski sudah di angkat yang sebelah kiri nanti kan masih ada yang sebelah kanan memproduksi sel telur, insha allah masih bisa hamil"

Hari operasi pun tiba, gue mesti masuk ruang bersalin, kumpul sama ibu-ibu yang mau melahirkan. jadi tiap hari denger suara bayi terus. sebelum operasi, malamnya minum obat pencahar dulu dan puasa, karena operasi di bagian perut maka perut harus di cuci bersih dulu (alias dikosongkan) jadi besok pagi pas operasi perut sudah kosong. selain perut harus kosong, rambut di daerah kemaluan juga harus di cukur. karena nanti akan di sayat tepat di atas kemaluan. 


kurang lebih posisi sayatan seperti ini


sekitar jam 8 pagi perawat datang ke kamar dan bawa gw ke ruang operasi, sebelumnya keluarga di minta untuk menandatangani surat persetujuan untuk tindak operasi. this is my first time experience masuk ke ruang bedah, udah kaya di film film, buka semua yang melekat di badan dan hanya di tutup sehelai kain. menuju meja operasi gw sempat melewati beberpa orang, mungkin tim dokter yang akan ikut dalam operasi. 

sampai di meja operasi ada satu dokter yang memperkenalkan dirinya sebagai dokter spesialis anestesi. sepertinya dia dokter yang tugasnya membius pasien yang akan di operasi. dia lalu bertanya apa agama gue, setelah gue jawab islam, dia minta gue ikut apa yang dia bilang, sambil suntik obat bius, dia pandu gw baca doa  “Hasbunallah wani’mal-wakîl, ni’mal-mawlâ, wani’man-nashîr" 


Artinya: "Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami,  sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami".
and i felt like lost consciousness, alias tidak sadarkan diri. entah apa yang di perbuat para dokter di meja operasi, bener bener tidak terasa, bahkan merasakan mimpi pun tidak kalau tadi gw seperti tidur waktu dibius. yang gw inget dan tahu ketika sadar, gue udah di kamar rawat inap lagi.. 

proses operasi memang tidak terasa tap ternyata pasca operasi baru terasa, perut bagian bawah sakit kalau ada tekanan, misalnya waktu lagi bersin, batuk or even ketawa, akan terasa nyeri di bagian yang di sayat or operasi. 

berhubung operasi besar dan di daerah perut, jadi gw belum bisa makan dan minum kalau belum buang angin. beda orang beda lagi dia bisa buang angin cepet or lama, untuk gw lama banget hampir 2 hari lebih itu angin belum keluar, and gw belum bisa makan n minum, semua asupan cairan dan makanan dari selang infus. segala cara dilakukan untuk bisa kentut. dari gerak ke samping kanan and kiri, nungging, di olesin banyak minyak kayuputih dsb, akhirnya masuk hari ketiga, gw kentut juga, gw beneran kegirangan dah kaya nungguin lahiran, bokap gw langsung ucap syukur and manggil perawat info klo angin gw udah keluar.. hahahahah

abis kelar urusan kentut. sekarang urusan belajar jalan lagi, ternyata sakit untuk pertama tama. ya maklum hampir 4 hari bener2 tergolek di tempat tidur dan gak gerak. setiap pagi dokter dateng untuk cek kondisi kita. 

dokter bilang hasil tes patologi Kista gw itu jenis kista ovarium patologis dermoid. yaitu jenis kista dengan sel abnormal yang paling umum terjadi pada wanita berusia di bawah 40 tahun. Kista ini dapat mengandung semua jenis jaringan manusia, misalnya rambut, darah, lemak, tulang, kulit, serta gigi. Hal ini dapat terjadi karena kista ini berasal dari sel yang belum berkembang menjadi sel telur. Sel ini mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi sel jaringan tubuh apapun. Kista dermoid umumnya tidak ganas, tapi dapat berkembang dan membesar hingga berdiameter 20 cm sehingga harus diangkat dengan proses operasi.

sesuai dengan kesaksian bokap gw setelah operasi, dokter kasih liat ke bokap kista yang diangkat itu kata bokap sih sebesar kepala bayi. dan setelah di belah di teliti, didalamnya ada rambut, ada tulang, tekstur kista seperti agar-agar, mengandung cairan. jenis kista ini menurut dokter sudah ada sejak gw masih bayi, tapi berkembang besar seiring dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. 

kurang lebih 7 hari di rawat di rumah sakit, dua minggu setelah itu kontrol ke rumah sakit lagi buat buka jahitan. alhamdulillah jahitannya rapih, bekasnya kasat mata. dokter menganjurkan usg bulan depan. USG di lakukan berkala dari sebulan sekali jadi 3 bln sekali terus 6 bln sekali dan setahun sekali. hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan apakah kista muncul lagi atau tidak. terakhir USG mgkn 3/2 tahun lalu dan alhamdulillah hasil bagus.

setelah operasi sekarang haid tidak sesakit dulu, hanya periodenya tidak selama dulu, sekarang 3 hari juga sudah sedikit. kalau dulu bisa 5-7 hari masih keluar. 

untuk biaya operasi tidak ada, dikarenakan pada saat itu masih tanggungan dari kantor orang tua. tapi kemungkinan kalau bayar sekitar 20juta an pada tahun 2004 itu jumlah uang yang lumayan besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar